Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi melalui sistem encoding dan decoding (keluaran dan masukkan) dengan menggunakan aturan-aturan yang sistimatis dari bunyi-bunyi konsonan dan vocal, bahasa, suara, irama kelancaran dan ditambah dengan penggunaan kontak mata, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan anggota tubuh tertentu.
Pada proses decoding (masukkan) seorang komunikan harus memiliki kemampuan dalam menangkap informasi dengan baik melalui sensor pendengaran, penglihatan maupun taktail (indra perasa atau peraba) yang kemudian informasi tersebut akan di proses pada batang otak untuk diteruskan kepada bagian otak-otak besar tempat mengolah informasi tersebut. Kemampuan mengolah informasi pada otak besar memerlukan struktur otak dan fungsi yang baik, jika gagal disalah satu bagian maka proses encoding (keluaran) juga akan gagal. Kemudian pada proses encoding (keluaran) ini setelah semua informasi diolah di otak besar akan disampaikan lagi ke batang otak untuk diteruskan pada organ-organ motoris dalam komunikasi/bicara. Organ motoris yang berperan dalam proses encoding (keluaran) berupa organ-organ pernapasan (untuk menghasilkan udara yang dapat menggetarkan pita suara), organ-organ fonasi (organ vital bagian sumber suara dihasilkan), organ-organ resonansi (tempat keluarnya suara) dan organ-organ artikulasi (titik temu produksi ujaran).
Kedua proses di atas tersebut merupakan proses utama terjadinya komunikasi, jika terjadi kegagalan di salah satu dari kedua proses tersebut maka gagal pula apa yang dihasilkan. Kegagalan tersebut berupa gangguan komunikasi atau bicara. Manifestasi dari ciri-ciri gangguan komunikasi bisa diamati sejak dini mulai anak lahir hingga usia anak yang seharusnya sudah mampu bicara jelas dan lancar. Namun apabila kita sebagai orang tua baru menyadari bahwa anak kita mengalami gangguan komunikasi pada usia anak ‘yang seharusnya sudah mampu berbicara dengan jelas dan lancar’ atau sekitar usia 3-6 tahun, sebaiknya orang tua dapat segera membawa anaknya kepada professional bidangnya salah satunya dalam hal ini adalah terapis wicara.
Siapa itu terapis wicara?
Terapis Wicara adalah tenaga kesehatan yang memiliki kualifikasi dalam bidang rehabilitasi medik, yang dalam pelaksanaan pelayanannya dilakukan sesuai standar profesi dan standar pelayanan. (Permenkes np. 104/Menkes/PER/1999 tentang Rehabilitasi Medik). Dalam gangguan komunikasi, terapis wicara memiliki peran untuk memberikan pelayanan tindak terapi sesuai dengan perencanaan yang telah disusun berdasarkan olahan data hasil wawancara langsung atau tidak langsung, observasi, tes dan data lain yang relevan.
Oleh : Annisa Faradila, A. Md TW